4 Mata Angin



Bagian 1 : Ikhtiar
Joe termasuk salah satu cowok  terkeren disekolah,karena menurut data survey mengatakan bahwa Joe mempunyai koleksi cewek terbanyak sepanjang sejarah mereka bersekolah. Selain bentuk fisik yang rupawan Joe juga mempunyai IQ yang cerdas,tak heran kalau banyak cewek yang klepek-klepek dengannya, Ia juga mempunyai sebuah mimpi dan cita-cita untuk menjadi seorang Insinyur mesin pesawat terbang. Tapi sayang Joe mempunyai penyakit kelainan  yang harus ia terima.
 Fani adalah seorang cewek berparas cantik namun sedikit  tomboy . Namun Fani  sangat peduli pada dua sahabatnya yang aneh tersebut. Karena Ia dianggap paling dewasa, ia dijuluki mamih oleh Tedi dan Joe. Jika masalah cinta Fani paling susah untuk menerima cowok sebagai kekasihnya, maka tak heran kalau Fani mempunyai mantan yang sedikit dibanding Joe dan Ed. Fani juga mempunyai sebuah Hobi dalam bidang photografi tak heran jika Fani selalu membawa Camera kemana saja setiap dia pergi.
 Dan yang terakhir adalah Tedi, cowok yang hobinya main music ini mempunyai wawasan yang luas tentang Music, ia juga mempunyai impian sebagai pengamat music professional. Tedi sering dijuluki dengan nama ‘Ed’ yang entah siapa yang memberi nama seperti itu. Ed juga dianggap sebagai orang yang supple, semua siswa di Sma pasti kenal dengannya. Ed juga mempunyai cita-cita  menjadi seorang Musisi.
Cerita ini berawal disaat liburan akhir sekolah yang kini sudah terasa semakin dekat. Siswa-siswi SMAN 1 Leuwipanjang kabupaten Bandung sedang sibuk merencanakan liburan mereka pada H-2 sebelum pembagian rapot dilakukan.
Disebuah tangga sekolah Joe,Fani dan Ed sedang duduk bersandar sambil berkumpul membahas planning liburan mereka. Terlihat Fani sedang duduk disebelah kiri Ed dan menyandarkan punggungnya ketembok dengan raut muka yang berseri-seri menatap kedua sahabatnya itu. ‘heyy…aku punya usul bagus untuk kalian,bagaimana jika kita liburan bersama kesuatu desa,yang tempatnya di kampung halaman rumah nenekku?’
Tedi pun menatap wajah Fani dengan keheranan, ’serius nih?pemandangannya bagus nggak Fan?aku sih ok aja yang penting udaranya gak banyak polusi dan masih fresh’
Fani langsung mengeleng-gelengkan kepalanya,’Ya ampun Ed,kalau mau yang fresh kamu pergi kepuncak gunung aja, kalau nggak sekalian saja kamu ke kutub,pulang-pulang hipotermia lu’
Kini Ed mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia mulai mengerti. Namun setelah itu Ed memandang Joe yang sedari tadi terlihat diam dan tak memberikan responnya,’Joe…kenapa?sedari tadi aku perhatikan kau tak memberikan respon apapun soal ini?’
Joe pun terkejut saat Ed memberikan pertanyaan yang membuatnya diam sejenak,kemudian Joe menghela nafasnya dalam-dalam’Maaf Ed,Fan sepertinya aku tidak bisa ikut…Jika aku ikut bersama kalian berlibur , nanti Ibu sama siapa?aku tidak menginginkan Ibu sendiri selama aku pergi’
Fani pun merubah ekspresi yang ada diwajahnya menjadi lebih serius dengan memandang Joe secara tajam,’kau kenapa sih Joe?This is our holiday why do you destroyed?’
Joe berusaha meyakinkan kedua sahabatnya agar percaya bahwa pendapatnya adalah benar,’yeah I know fani,But I can’t leave My mom stay home alone,what are you can’t understand who I’m say to you?’
Fani pun memalingkan mukanya ditambah dengan sorot matanya yang tajam,’Alasan saja kau…sedari dulu jika kamu diajak liburan pasti itu-itu saja jawabanmu,apa tidak ada jawaban lain?’
Joe yang sejak awal terdiam akhirnya meluap juga emosinya,’Fan aku tahu kau memang tidak mengerti perasaanku,Tapi aku yakin kau akan percaya apa maksud perkataanku tadi jika salah satu diantara kedua orang tuamu tidak pernah hadir dalam hidupmu,kau tidak pernah merasakan menjadi keluarga yang Broken home seperti apa sakitnya,seperti apa rasanya mempunyai orang tua tunggal! ’
Fani yang sedari tadi merasa kesal, terus saja meluapkan emosinya pada Joe,’Kalau jawaban kamu itu-itu terus,lalu kapan kita Holiday-nya?Kamu gak asyik ya?’
Joe pun menyangkal pertanyaan Fani yang menurutnya tak rasional,’Lalu apa hak kamu melarangku begitu saja?Pacar bukan,Istri juga bukan,Positif thinking dong’
Karena merasa kesal akhirnya Ed mengeluarkan emosinya juga dengan bermaksud untuk melerai mereka berdua,Ed pun teriak-teriak sampai semua orang yang mendengar menghampirinya,’Sudah Cukup…mengapa kalian malah bertengkar?berpikir Rasional dong,kitakan bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin’
Akhirnya Fani merasa bersalah dan menundukkan kepalanya seraya ia berkata,’Maafkan aku Joe,aku tidak bermaksud menyinggung perasaan kamu,aku hanya ingin melewati liburan ini bersama-sama,tapi sekarang aku tidak memaksa kamu untuk ikut kok’
Joe pun menghela nafasnya lebih rileks,’Fan,aku juga minta maaf sama kamu karena aku tidak memahami maksud ajakanmu,Tapi aku akan  berusaha membujuk ibu agar mengizinkanku pergi bersama kalian tapi aku tidak bisa jamin untuk ikut’
Senyum mengembang kini terpancar pada diri Fani dan Ed. Itu begitu terlihat pada raut muka mereka yang tersimpan kebahagiaan. Serta mereka juga berusaha untuk tidak mencari titik api diantara persahabatan mereka yang telah terjalin sejak kecil. Joe pun akan berusaha untuk membujuk ibu agar ia diizinkan ikut. Akan tetapi Mungkinkah Joe diizinkan oleh Ibunya?
Hembusan angin malam kian terasa menerpa kulit Joe yang kini bersandar pada salah satu tiang rumah sederhana peninggalan kakeknya. Pandangannya kini terarah pada sudut pintu depan sambil menyilangkan kedua tangannya didada.
Tak lama kemudian datanglah ibunya Joe dengan memakai daster panjang berwarna Ungu membawa sebuah buku dan pena di tangannya. Serta sebuah hijab berwarna putih melekat dikepalanya. Ibu yang kini terlihat kerutan diwajahnya ini masih terlihat cantik dan awet muda,Tak heran jika banyak yang mengira bahwa Joe dan Ibunya sebagai kakak beradik. Kemudian Ibunya Joe sedikit keheranan melihat Joe yang diam terpaku. ‘Ada apa sih Joe?kok mukamu ditekuk terus sedari tadi?’
Joe pun memandang wajah ibunya dengan sorot mata yang lembut sambil berjalan menghampiri. ‘Fani dan Ed mengajak Joe liburan bu,tapi Joe tidak mungkin untuk meninggalkan ibu sendirian’
Ibu yang semula diam kini merespon pertanyaan Joe dengan santai,’Kamunya mau liburan tidak?’
Joe terbelalak mendengar pertanyaan ibunya yang menurutnya aneh,’mmhh…mau sih tapi…’
Ibu memancarkan senyuman yang tersungging disudut bibirnya,Kamu ikut saja sana, jangan khawatirkan ibu, biar Ibu disini bersama paman dan tante
Joe yang diam terpaku hanya bisa menjawab,’serius bu?’
Sambil mencatat beberapa belanjaan untuk bisnis catheringnya Ibunya Joe berkata,’Lho kenapa?Joe…kamu kan tidak pernah kemana-mana dan belum punya pengalaman yang luas, jadi sudah saatnya kamu tahu dunia luar’
Joe pun menaik turunkan tangannya,’yess…yess…hehehe terima kasih ya bu?’
Lalu Ibu kembali memandang Joe,’ya silakan saja kamu berlibur,tapi ingat pesan ibu,kamu jangan berbuat macam-macam disana serta jangan lupakan Shalat’
Dengan santai Joe menjawab,’beres bu’
Seiring dengan berjalannya waktu,hari dimana semua siswa membawa orang tua mereka untuk menerima sebuah buku bersampul abu-abu yang didalamnya terdapat penilaian kognitif. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Leuwipanjang kini terlihat kurang kondusif disaat orang tua mereka menghadiri acara pembagian raport di kelas masing-masing. Terlihat gerombolan siswi berkumpul ditaman sekolah sambil membahas berbagai planning mereka dimasa liburan nanti. Terlihat pula beberapa siswa tengah asyik bermain futsal sambil memanfaatkan sisa waktu mereka diakhir sekolah.
Sementara itu Joe dan kawan-kawan sedang berada disebuah kantin sekolah yang terletak di samping kelas X-7 dan tepat dibelakang Lab.Kimia. Kantin itu begitu ramai ditambah dengan terciumnya aroma-aroma masakan yang membuat kantin itu semakin pengap. Berbagai macam cemilan tersedia menghiasi meja berundak disebelah barat kasir,serta beberapa pelayan terlihat sibuk melayani siswa yang memesan menu andalan di kantin tersebut.
Disebuah bangku dan meja panjang Joe & dua rekannya menghabiskan waktu luang mereka dengan membahas kembali masalah liburan mereka kelak.
Terlihat air muka Fani bersinar ceria saat mendengar Joe diizinkan ikut liburan bersama dirinya dan Ed. Sementara itu Ed memainkan alisnya naik turun ditambah dengan senyum yang khas dari Ed.
‘Ed…Joe kalau begitu tanpa banyak waktu,Besok pagi kita berangkat sekitar pukul delapanan ya?’ ujar Fani memandu kedua kawannya tersebut.
“ Ok…siap tapi jangan ada yang ngaret ya?”Ujar Ed mengangguk-anggukkan kepalanya,
‘Fan…sebenarnya kita mau kemana sih?perasaan belum memberitahukan infonya’Ujar Joe keheranan memandang Fani,
‘oh kalau itu surprise dong…pokoknya believe in me deh’ Ujar Fani menjelaskan,
Ed pun kini mengalihkan pembicaraanya,’Kira-kira dikelas kita siapa ya yang juara pertamanya?’
Fani langsung merespon pertanyaan Ed dengan gaya slenge’an,’Udah kalau itu jangan dibahas Ed,siapa lagi coba kalau bukan si anak mamih ini’
Joe pun langsung tersedak saat meminum sebuah minuman berkaleng ternama,’Anak mamih?Nyindir ceritanya nih?’
  Fani dan Ed tiba-tiba saja tertawa lepas mendengar perkataan Joe,setelah itu mereka kembali berbincang-bincang dengan topic dan persoalan yang berbeda.
Waktu pun bergulir semakin cepat seiring dengan kegiatan pembagian raport yang telah usai. Siswa-siswi perlahan meninggalkan sekolah dan tak terasa terik Sang mentari telah berada diatas ubun-ubun. Langit kota Bandung kini seolah Ceria menyambut liburan Joe dan dua kawannya yang akan menuai cerita baru didalam kertas putih kehidupan mereka.

0 komentar:

Posting Komentar