Bagian 1 : Ikhtiar
Joe termasuk salah satu cowok
terkeren disekolah,karena menurut data survey mengatakan bahwa Joe
mempunyai koleksi cewek terbanyak sepanjang sejarah mereka bersekolah. Selain
bentuk fisik yang rupawan Joe juga mempunyai IQ yang cerdas,tak heran kalau
banyak cewek yang klepek-klepek dengannya, Ia juga mempunyai sebuah mimpi dan
cita-cita untuk menjadi seorang Insinyur mesin pesawat terbang. Tapi sayang Joe
mempunyai penyakit kelainan yang harus
ia terima.
Fani adalah seorang cewek
berparas cantik namun sedikit tomboy . Namun
Fani sangat peduli pada dua sahabatnya yang
aneh tersebut. Karena Ia dianggap paling dewasa, ia dijuluki mamih oleh Tedi
dan Joe. Jika masalah cinta Fani paling susah untuk menerima cowok sebagai
kekasihnya, maka tak heran kalau Fani mempunyai mantan yang sedikit dibanding
Joe dan Ed. Fani juga mempunyai sebuah Hobi dalam bidang photografi tak heran
jika Fani selalu membawa Camera kemana saja setiap dia pergi.
Dan yang terakhir adalah
Tedi, cowok yang hobinya main music ini mempunyai wawasan yang luas tentang
Music, ia juga mempunyai impian sebagai pengamat music professional. Tedi
sering dijuluki dengan nama ‘Ed’ yang entah siapa yang memberi nama seperti
itu. Ed juga dianggap sebagai orang yang supple, semua siswa di Sma pasti kenal
dengannya. Ed juga mempunyai cita-cita menjadi seorang Musisi.
Cerita
ini berawal disaat liburan akhir sekolah yang kini sudah terasa semakin dekat. Siswa-siswi
SMAN 1 Leuwipanjang kabupaten Bandung sedang sibuk merencanakan liburan mereka pada
H-2 sebelum pembagian rapot dilakukan.
Disebuah
tangga sekolah Joe,Fani dan Ed sedang duduk bersandar sambil berkumpul membahas
planning liburan mereka. Terlihat Fani sedang duduk disebelah kiri Ed dan
menyandarkan punggungnya ketembok dengan raut muka yang berseri-seri menatap
kedua sahabatnya itu. ‘heyy…aku punya usul bagus untuk kalian,bagaimana jika
kita liburan bersama kesuatu desa,yang tempatnya di kampung halaman rumah
nenekku?’
Tedi
pun menatap wajah Fani dengan keheranan, ’serius nih?pemandangannya bagus nggak
Fan?aku sih ok aja yang penting udaranya gak banyak polusi dan masih fresh’
Fani
langsung mengeleng-gelengkan kepalanya,’Ya ampun Ed,kalau mau yang fresh kamu
pergi kepuncak gunung aja, kalau nggak sekalian saja kamu ke
kutub,pulang-pulang hipotermia lu’
Kini
Ed mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia mulai mengerti. Namun setelah itu
Ed memandang Joe yang sedari tadi terlihat diam dan tak memberikan
responnya,’Joe…kenapa?sedari tadi aku perhatikan kau tak memberikan respon
apapun soal ini?’
Joe
pun terkejut saat Ed memberikan pertanyaan yang membuatnya diam
sejenak,kemudian Joe menghela nafasnya dalam-dalam’Maaf Ed,Fan sepertinya aku
tidak bisa ikut…Jika aku ikut bersama kalian berlibur , nanti Ibu sama
siapa?aku tidak menginginkan Ibu sendiri selama aku pergi’
Fani
pun merubah ekspresi yang ada diwajahnya menjadi lebih serius dengan memandang
Joe secara tajam,’kau kenapa sih Joe?This is our holiday why do you destroyed?’
Joe
berusaha meyakinkan kedua sahabatnya agar percaya bahwa pendapatnya adalah
benar,’yeah I know fani,But I can’t leave My mom stay home alone,what are you
can’t understand who I’m say to you?’
Fani
pun memalingkan mukanya ditambah dengan sorot matanya yang tajam,’Alasan saja
kau…sedari dulu jika kamu diajak liburan pasti itu-itu saja jawabanmu,apa tidak
ada jawaban lain?’
Joe
yang sejak awal terdiam akhirnya meluap juga emosinya,’Fan aku tahu kau memang tidak
mengerti perasaanku,Tapi aku yakin kau akan percaya apa maksud perkataanku tadi
jika salah satu diantara kedua orang tuamu tidak pernah hadir dalam hidupmu,kau
tidak pernah merasakan menjadi keluarga yang Broken home seperti apa
sakitnya,seperti apa rasanya mempunyai orang tua tunggal! ’
Fani
yang sedari tadi merasa kesal, terus saja meluapkan emosinya pada Joe,’Kalau
jawaban kamu itu-itu terus,lalu kapan kita Holiday-nya?Kamu gak asyik ya?’
Joe
pun menyangkal pertanyaan Fani yang menurutnya tak rasional,’Lalu apa hak kamu
melarangku begitu saja?Pacar bukan,Istri juga bukan,Positif thinking dong’
Karena
merasa kesal akhirnya Ed mengeluarkan emosinya juga dengan bermaksud untuk
melerai mereka berdua,Ed pun teriak-teriak sampai semua orang yang mendengar
menghampirinya,’Sudah Cukup…mengapa kalian malah bertengkar?berpikir Rasional
dong,kitakan bisa menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin’
Akhirnya
Fani merasa bersalah dan menundukkan kepalanya seraya ia berkata,’Maafkan aku
Joe,aku tidak bermaksud menyinggung perasaan kamu,aku hanya ingin melewati
liburan ini bersama-sama,tapi sekarang aku tidak memaksa kamu untuk ikut kok’
Joe
pun menghela nafasnya lebih rileks,’Fan,aku juga minta maaf sama kamu karena
aku tidak memahami maksud ajakanmu,Tapi aku akan berusaha membujuk ibu agar mengizinkanku pergi
bersama kalian tapi aku tidak bisa jamin untuk ikut’
Senyum
mengembang kini terpancar pada diri Fani dan Ed. Itu begitu terlihat pada raut
muka mereka yang tersimpan kebahagiaan. Serta mereka juga berusaha untuk tidak
mencari titik api diantara persahabatan mereka yang telah terjalin sejak kecil.
Joe pun akan berusaha untuk membujuk ibu agar ia diizinkan ikut. Akan tetapi
Mungkinkah Joe diizinkan oleh Ibunya?
Hembusan
angin malam kian terasa menerpa kulit Joe yang kini bersandar pada salah satu
tiang rumah sederhana peninggalan kakeknya. Pandangannya kini terarah pada
sudut pintu depan sambil menyilangkan kedua tangannya didada.
Tak
lama kemudian datanglah ibunya Joe dengan memakai daster panjang berwarna Ungu
membawa sebuah buku dan pena di tangannya. Serta sebuah hijab berwarna putih
melekat dikepalanya. Ibu yang kini terlihat kerutan diwajahnya ini masih
terlihat cantik dan awet muda,Tak heran jika banyak yang mengira bahwa Joe dan
Ibunya sebagai kakak beradik. Kemudian Ibunya Joe sedikit keheranan melihat Joe
yang diam terpaku. ‘Ada apa sih Joe?kok mukamu ditekuk terus sedari tadi?’
Joe pun memandang
wajah ibunya dengan sorot mata yang lembut sambil berjalan menghampiri. ‘Fani
dan Ed mengajak Joe liburan bu,tapi Joe tidak mungkin untuk meninggalkan ibu
sendirian’
Ibu yang semula diam
kini merespon pertanyaan Joe dengan santai,’Kamunya mau liburan tidak?’
Joe terbelalak
mendengar pertanyaan ibunya yang menurutnya aneh,’mmhh…mau sih tapi…’
Ibu memancarkan
senyuman yang tersungging disudut bibirnya,”Kamu ikut saja sana, jangan khawatirkan ibu, biar Ibu disini bersama paman dan
tante
Joe yang diam terpaku
hanya bisa menjawab,’serius bu?’
Sambil mencatat
beberapa belanjaan untuk bisnis catheringnya Ibunya Joe berkata,’Lho
kenapa?Joe…kamu kan tidak pernah kemana-mana dan belum punya pengalaman yang
luas, jadi sudah saatnya kamu tahu dunia luar’
Joe pun menaik
turunkan tangannya,’yess…yess…hehehe terima kasih ya bu?’
Lalu
Ibu kembali memandang Joe,’ya silakan saja kamu berlibur,tapi ingat pesan
ibu,kamu jangan berbuat macam-macam disana serta jangan lupakan Shalat’
Dengan
santai Joe menjawab,’beres bu’
Seiring
dengan berjalannya waktu,hari dimana semua siswa membawa orang tua mereka untuk
menerima sebuah buku bersampul abu-abu yang didalamnya terdapat penilaian
kognitif. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Leuwipanjang kini terlihat kurang kondusif
disaat orang tua mereka menghadiri acara pembagian raport di kelas
masing-masing. Terlihat gerombolan siswi berkumpul ditaman sekolah sambil
membahas berbagai planning mereka dimasa liburan nanti. Terlihat pula beberapa
siswa tengah asyik bermain futsal sambil memanfaatkan sisa waktu mereka diakhir
sekolah.
Sementara
itu Joe dan kawan-kawan sedang berada disebuah kantin sekolah yang terletak di
samping kelas X-7 dan tepat dibelakang Lab.Kimia. Kantin itu begitu ramai
ditambah dengan terciumnya aroma-aroma masakan yang membuat kantin itu semakin
pengap. Berbagai macam cemilan tersedia menghiasi meja berundak disebelah barat
kasir,serta beberapa pelayan terlihat sibuk melayani siswa yang memesan menu
andalan di kantin tersebut.
Disebuah
bangku dan meja panjang Joe & dua
rekannya menghabiskan waktu luang mereka dengan membahas kembali masalah
liburan mereka kelak.
Terlihat
air muka Fani bersinar ceria saat mendengar Joe diizinkan ikut liburan bersama
dirinya dan Ed. Sementara itu Ed memainkan alisnya naik turun ditambah dengan
senyum yang khas dari Ed.
‘Ed…Joe
kalau begitu tanpa banyak waktu,Besok pagi kita berangkat sekitar pukul
delapanan ya?’ ujar Fani memandu kedua kawannya tersebut.
“
Ok…siap tapi jangan ada yang ngaret ya?”Ujar Ed mengangguk-anggukkan kepalanya,
‘Fan…sebenarnya
kita mau kemana sih?perasaan belum memberitahukan infonya’Ujar Joe keheranan
memandang Fani,
‘oh
kalau itu surprise dong…pokoknya believe in me deh’ Ujar Fani menjelaskan,
Ed
pun kini mengalihkan pembicaraanya,’Kira-kira dikelas kita siapa ya yang juara
pertamanya?’
Fani
langsung merespon pertanyaan Ed dengan gaya slenge’an,’Udah kalau itu jangan
dibahas Ed,siapa lagi coba kalau bukan si anak mamih ini’
Joe
pun langsung tersedak saat meminum sebuah minuman berkaleng ternama,’Anak
mamih?Nyindir ceritanya nih?’
Fani
dan Ed tiba-tiba saja tertawa lepas mendengar perkataan Joe,setelah itu mereka
kembali berbincang-bincang dengan topic dan persoalan yang berbeda.
Waktu
pun bergulir semakin cepat seiring dengan kegiatan pembagian raport yang telah
usai. Siswa-siswi perlahan meninggalkan sekolah dan tak terasa terik Sang
mentari telah berada diatas ubun-ubun. Langit kota Bandung kini seolah Ceria
menyambut liburan Joe dan dua kawannya yang akan menuai cerita baru didalam
kertas putih kehidupan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar