Part 11 : John Sang Kera kecil
Kami pun melabuhkan kapal yang kami
naiki disebuah tepi pantai pulau Longerhand. Pulau itu nampaklah indah dengan
beratus-ratus pohon pinus memenuhi pulau tersebut. Udara segar terasa saat
memasuki hutan pinus yang lebat itu. Nampaklah sebuah gunung yang sangat tinggi
yang menambah pemandangan pulau itu semakin lengkap. Kami semua berjalan
memasuki hutan pinus yang cukup rimbun itu,ditambah dengan tanah becek yang
kami pijak membuat kaki kami benar-benar kotor. Ketika aku akan mengangkat
celana panjangku yang kotor aku pun terkejut saat melihat seekor monyet kecil
berlari kearahku. Ku kira monyet itu akan menyerangku tapi aku salah ia berlari
ketakutan seolah ada yang mengejarnya.
Monyet itu pun merangkul kakiku dan
naik kepunggungku. Tak lama kulihat seekor anjing hutan menghampiri kami yang
sepertinya makhluk inilah yang menyerang monyet kecil yang ketakutan itu. Aku
sangat kesal dengan anjing itu lalu aku mengambil sebilah kayu balok dan
mencoba berlari semampuku untuk mengusir anjing itu. Steve dan Raka juga ikut
mengusir hewan itu yang entah dari mana dia datang. Alhasil hewan itu pergi
ketakutan kedalam hutan dan monyet kecil itu merasa lega.
“idiiihhhh kok mirip ya?”kata Raka,”kurang
ajar loe”kataku,”give it name,Lucky”kata Sakura,”yes I’ll give it name is
john,,what are you likes?”kataku,”it is male?”kata Renata,”I don’t know,,guess
it is male”kataku,”so you will bring this monkey in us voyage?”kata Shane,”yes
perhaps! If john want”kataku,”ok all we next this journey”kata Steve,”dimana
bola merak itu berada?”kata Sakura,”kalian lihat bukit itu,disana ada sebuah
lembah yang sangat suram,nah ditengah itulah ada sebuah bukit kecil yang
dikelilingi lembah yang suram serta dijaga oleh 3 ekor siluman merak yang
terkenal angkuhnya”kata Steve.
Kami pun melanjutkan perjalanan
panjang dengan berjalan kaki menelusuri lebatnya hutan pinus yang kami lalui.
Setapak demi setapak kami tempuh dengan perjalanan yang cukup melelahkan. Kami
pun memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan
perjalanan menuju tempat tujuan. Kami beristirahat dipinggir tebing yang
dibawahnya terdapat jurang curam yang dibawahnya terdapat sebuah sungai. Raka
Nampak menikmati udara segar dari aroma yang disediakan oleh alam. Namun
naas,tanah yang dipijak Raka Tiba-tiba ambruk dan Raka pun terjatuh kedalam
jurang. Hal itu yang membuat kami benar-benar kaget,dengan sigap kami pun
berlari untuk berusaha mencari jalan menuju jurang tersebut.
Jalan yang miring,ditambah dengan
tanah merah yang lembek dan mudah longsor membuat kami harus benar-benar ekstra
hati-hati. Aku harap Raka dalam keadaan baik-baik saja dan tak ada kabar buruk
yang datang dari Raka. Ketika kami sampai didasar jurang,kami pun menelusuri
tepi sungai untuk mencari Raka. Jalan yang sempit pula harus kami lewati.
Tiba-tiba John turun dari pundakku dan berlari kearah depan yang sepertinya dia
menemukan Raka yang entah dimana ia berada. Lari…lari..lari dan lari kami
berlari mengikuti kemana arah john berlari. Alangkah terkejutnya saat kami
melihat Raka dengan kondisi yang sangat naas.
Ia sedang terkapar diatas hamparan
sebuah batu-batu yang besar. Di Sekujur tubuhnya penuh dengan darah segar yang
mengalir, Kakinya terluka akibat terkena batu-batuan. Mukanya dipenuhi oleh
luka-luka dan bersimbah dengan darah yang mengalir. Mulutnya ternganga pertanda
ia sedang menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan sekarang. “Steve…cepat
gigit dia”kata Asgar,”apa?aku tak bisa menggigit dia”kata Steve,”cepatttt….nyawanya
sangat terancam sekarang”kata Asgar,”tidakkk…aku sudah berjanji tidak akan
menyakiti teman-temanku”kata Steve,”tidak ada jalan lain steve”kata
Asgar,”Steve ayo cepat aku mohon…selamatkan Raka”kata Renata,”cepattt Steve
sebelum terlambat”bentak Asgar,”Ayooo Steve…lakukanlah”kataku,
Steve pun ragu untuk menghampiri
Raka dan ia menatap Raka,disitulah rasa ibanya muncul,”Raka.. sorry aku bukan
bermaksud mengubahmu tapi hanya ini jalan satu-satunya agar kau tetap
hidup”kata Steve yang langsung mencoba mengigit lehernya Raka dengan seketika
itu Raka menjerit kesakitan dan langsung tak sadarkan diri. “Jadi sekarang Raka
menjadi Dracula?”kata Renata,”ya….kami terpaksa mengubahnya menjadi seorang
Dracula karena jika tidak dia akan mati”kata Asgar. Mulut Steve pun berlumuran
darah segar lalu ia pun langsung bersembunyi dibalik pohon untuk membersihkan
darah yang ada di mulutnya. Lalu kami membawa Raka ketempat yang aman untuk
mengobati luka-lukanya. Tak lama kemudian tumbuhlah gigi taring Raka yang semakin
panjang dan runcing. Kelopak matanya menghitam dan mukannya memucat.
Tiba-tiba Raka pun terbangun dengan
mata merahnya yang menyolot tajam. Tapi sepertinya ia belum beradaptasi menjadi
seorang Dracula sehingga ia pun langsung melompat kearahku yang sepertinya ia
akan membunuhku. Hal itu langsung dicegah oleh Steve dan Asgar yang langsung
menarik tubuh Raka dan mencoba untuk menenangkannya. Konflik ini membuat
suasana menjadi sangat panas. Sementara itu Renata dan Sakura makin ketakutan
oleh sebab itu mereka berdua pun berlarian tak tentu arah. Kulihat Shane hanya
diam termenung melihat aksi kawan-kawannya yang benar-benar aneh semua.
Sedangkan aku hanya mencoba menjauhi Raka yang sedang ditenangkan oleh Steve.
Namun malang,saat ku berjalan ditempat yang sempit tiba-tiba tongkatku terselip
dan aku terpeleset lalu terjatuh kesungai yang alirannya cukup deras. Aku pun
terbawa oleh arus air dan aku benar-benar tak ingat lagi apa yang terjadi
selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar