The Journey of Fantasy part 11

ini adalah sebuah cerita fiksi belaka apabila terdapat kesamaan cerita,nama,kata,dll itu merupakan hal ketidaksengajaan...so bacalah setiap partnya,red juga sengaja cerita ini dibuat pendek-pendek agar mata kalian tidak lelah dan ini juga merupakan sebuah Cerpen rombakan parsial dari Between 2 heart...selamat membaca

Part 11 : John Sang Kera kecil
Kami pun melabuhkan kapal yang kami naiki disebuah tepi pantai pulau Longerhand. Pulau itu nampaklah indah dengan beratus-ratus pohon pinus memenuhi pulau tersebut. Udara segar terasa saat memasuki hutan pinus yang lebat itu. Nampaklah sebuah gunung yang sangat tinggi yang menambah pemandangan pulau itu semakin lengkap. Kami semua berjalan memasuki hutan pinus yang cukup rimbun itu,ditambah dengan tanah becek yang kami pijak membuat kaki kami benar-benar kotor. Ketika aku akan mengangkat celana panjangku yang kotor aku pun terkejut saat melihat seekor monyet kecil berlari kearahku. Ku kira monyet itu akan menyerangku tapi aku salah ia berlari ketakutan seolah ada yang mengejarnya.

Monyet itu pun merangkul kakiku dan naik kepunggungku. Tak lama kulihat seekor anjing hutan menghampiri kami yang sepertinya makhluk inilah yang menyerang monyet kecil yang ketakutan itu. Aku sangat kesal dengan anjing itu lalu aku mengambil sebilah kayu balok dan mencoba berlari semampuku untuk mengusir anjing itu. Steve dan Raka juga ikut mengusir hewan itu yang entah dari mana dia datang. Alhasil hewan itu pergi ketakutan kedalam hutan dan monyet kecil itu merasa lega.

“idiiihhhh kok mirip ya?”kata Raka,”kurang ajar loe”kataku,”give it name,Lucky”kata Sakura,”yes I’ll give it name is john,,what are you likes?”kataku,”it is male?”kata Renata,”I don’t know,,guess it is male”kataku,”so you will bring this monkey in us voyage?”kata Shane,”yes perhaps! If john want”kataku,”ok all we next this journey”kata Steve,”dimana bola merak itu berada?”kata Sakura,”kalian lihat bukit itu,disana ada sebuah lembah yang sangat suram,nah ditengah itulah ada sebuah bukit kecil yang dikelilingi lembah yang suram serta dijaga oleh 3 ekor siluman merak yang terkenal angkuhnya”kata Steve.

Kami pun melanjutkan perjalanan panjang dengan berjalan kaki menelusuri lebatnya hutan pinus yang kami lalui. Setapak demi setapak kami tempuh dengan perjalanan yang cukup melelahkan. Kami pun memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan. Kami beristirahat dipinggir tebing yang dibawahnya terdapat jurang curam yang dibawahnya terdapat sebuah sungai. Raka Nampak menikmati udara segar dari aroma yang disediakan oleh alam. Namun naas,tanah yang dipijak Raka Tiba-tiba ambruk dan Raka pun terjatuh kedalam jurang. Hal itu yang membuat kami benar-benar kaget,dengan sigap kami pun berlari untuk berusaha mencari jalan menuju jurang tersebut.

Jalan yang miring,ditambah dengan tanah merah yang lembek dan mudah longsor membuat kami harus benar-benar ekstra hati-hati. Aku harap Raka dalam keadaan baik-baik saja dan tak ada kabar buruk yang datang dari Raka. Ketika kami sampai didasar jurang,kami pun menelusuri tepi sungai untuk mencari Raka. Jalan yang sempit pula harus kami lewati. Tiba-tiba John turun dari pundakku dan berlari kearah depan yang sepertinya dia menemukan Raka yang entah dimana ia berada. Lari…lari..lari dan lari kami berlari mengikuti kemana arah john berlari. Alangkah terkejutnya saat kami melihat Raka dengan kondisi yang sangat naas.

Ia sedang terkapar diatas hamparan sebuah batu-batu yang besar. Di Sekujur tubuhnya penuh dengan darah segar yang mengalir, Kakinya terluka akibat terkena batu-batuan. Mukanya dipenuhi oleh luka-luka dan bersimbah dengan darah yang mengalir. Mulutnya ternganga pertanda ia sedang menahan rasa sakit yang sedang ia rasakan sekarang. “Steve…cepat gigit dia”kata Asgar,”apa?aku tak bisa menggigit dia”kata Steve,”cepatttt….nyawanya sangat terancam sekarang”kata Asgar,”tidakkk…aku sudah berjanji tidak akan menyakiti teman-temanku”kata Steve,”tidak ada jalan lain steve”kata Asgar,”Steve ayo cepat aku mohon…selamatkan Raka”kata Renata,”cepattt Steve sebelum terlambat”bentak Asgar,”Ayooo Steve…lakukanlah”kataku,

Steve pun ragu untuk menghampiri Raka dan ia menatap Raka,disitulah rasa ibanya muncul,”Raka.. sorry aku bukan bermaksud mengubahmu tapi hanya ini jalan satu-satunya agar kau tetap hidup”kata Steve yang langsung mencoba mengigit lehernya Raka dengan seketika itu Raka menjerit kesakitan dan langsung tak sadarkan diri. “Jadi sekarang Raka menjadi Dracula?”kata Renata,”ya….kami terpaksa mengubahnya menjadi seorang Dracula karena jika tidak dia akan mati”kata Asgar. Mulut Steve pun berlumuran darah segar lalu ia pun langsung bersembunyi dibalik pohon untuk membersihkan darah yang ada di mulutnya. Lalu kami membawa Raka ketempat yang aman untuk mengobati luka-lukanya. Tak lama kemudian tumbuhlah gigi taring Raka yang semakin panjang dan runcing. Kelopak matanya menghitam dan mukannya memucat.

Tiba-tiba Raka pun terbangun dengan mata merahnya yang menyolot tajam. Tapi sepertinya ia belum beradaptasi menjadi seorang Dracula sehingga ia pun langsung melompat kearahku yang sepertinya ia akan membunuhku. Hal itu langsung dicegah oleh Steve dan Asgar yang langsung menarik tubuh Raka dan mencoba untuk menenangkannya. Konflik ini membuat suasana menjadi sangat panas. Sementara itu Renata dan Sakura makin ketakutan oleh sebab itu mereka berdua pun berlarian tak tentu arah. Kulihat Shane hanya diam termenung melihat aksi kawan-kawannya yang benar-benar aneh semua. Sedangkan aku hanya mencoba menjauhi Raka yang sedang ditenangkan oleh Steve. Namun malang,saat ku berjalan ditempat yang sempit tiba-tiba tongkatku terselip dan aku terpeleset lalu terjatuh kesungai yang alirannya cukup deras. Aku pun terbawa oleh arus air dan aku benar-benar tak ingat lagi apa yang terjadi selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar