The Journey of Fantasy part 14

ini adalah sebuah cerita fiksi belaka apabila terdapat kesamaan cerita,nama,kata,dll itu merupakan hal ketidaksengajaan...so bacalah setiap partnya,red juga sengaja cerita ini dibuat pendek-pendek agar mata kalian tidak lelah dan ini juga merupakan sebuah Cerpen rombakan parsial dari Between 2 heart...selamat membaca

Part 14 : Terik di Pulau Sensei
Tiba-tiba terdengarlah Suara Asgar berteriak,“Pulau Sensei sudah didepan mata kalian harus siap-siap”, akhirnya setelah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan tibalah kami disebuah pulau Sensei yang langsung kami semua menginjakkan kaki dipulau itu. Sepanjang kami memandang hanyalah lautan padang pasir yang sangat gersang dan tandus. Kami semua berputus asa untuk mengambil pedang itu mengingat begitu jauhnya lokasi tersebut. Steve dan yang lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala.





catt : Jika kerajaan darkness hancur maka pulau kingdom akan muncul. pulau kingdom adalah pulau terindah yang ada dinegara Roomster kingdom United.



            “Asgar bagaimana kita bisa mencari pedang itu jika keadaanya seperti ini?”kata Shane ”tak ada jalan lain untuk menembus jalan padang pasir seperti ini”kata Asgar,”kalau jalan kapan nyampainya coba?”kata Renata,”kalian ini bawel sekali sich tenang aja deket kok”kata steve,”berapa kilometer?”kata Shane,”cuman tiga….”ucap Steve yang langsung dipotong Renata,”syukur deh cuman 3 Kgan”,”puluh….tiga puluh kilometer”ucap Steve”,”apa????”

            Perjalanan yang sangat melelahkan belum berakhir dan kami pun harus berjalan menuju tempat pedang itu dengan tekad yang kuat. Kami dibagi dua rombongan,Rombongan pertama yaitu golongan Asgar dan Kami yang akan mencari pedang itu sedangkan Rombongan kedua golongan Abk dan beberapa pasukan untuk menjemput kami di Pantai pasir putih. Kulihat Sakura sangat pucat ketika ditengah perjalanan,karena takut dia pingsan akhirnya aku menggendongnya. Disepanjang perjalanan yang kami lihat hanyalah hamparan padang pasir putih yang sangat gersang. Setelah perjalanan cukup melelahkan akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat karena hari sudah mau menampakkan kegelapannya. Kami mendirikan 5 tenda sedang dan 1 tenda induk. Tenda itu untuk Asgar dan kami semua. Aku dan Steve merasa khawatir dengan keadaan Sakura yang mulai sakit.

            “aku bingung bagaimana menyembuhkan Sakura steve,aku gak mau dia kenapa-kenapa?”

            “kau jangan khawatir dia cuman butuh banyak istirahat saja”

            “tapi ini gak segampang yang kau bayangkan Steve,aku  itu sayang banget sama dia”

            “ya sudah,kasih dia air krystal merak setetes saja”

            “apa itu bisa berguna?”

“ya….mudah-mudahan aja”

“Lu jangan bercanda donk”

            “ya coba aja dulu sana”

Akhirnya aku pun menemui Sakura yang sedang terbaring lemah tak berdaya ditemani oleh Renata yang setia menemaninya. Kulihat bibir Sakura mengering,mukanya begitu pucat,dan…dan aku tak sanggup untuk menceritakan dan mengungkapkan bagaimana kondisi Sakura sekarang? Tanpa banyak waktu yang kubuang akhirnya aku meneteskan air krystal merak itu pada Bibir Sakura yang sangat tipis itu. Setelah itu Sakura batuk-batuk dan alhasil Sakura Pulih kembali kondisinya.

“Sakura…kau sudah sehat?”kataku,

“Luck….”lirih Sakura yang langsung memelukku.

“kau baik-baik sajakan?”kataku,

“aku takut Luck…aku takutt”kata Sakura,

“takut apa?kamu kenapa?”kataku,

“aku takutt…tadi aku mimpi buruk”kata Sakura,

“mimpi apa?”kataku,

“aku mimpi…kau dipenggal oleh Raja siluman jahat itu”kata Sakura,

“sayang…sudahlah itu hanya mimpi jangan perlu kau takutkan”kataku

“tapi aku takut kehilangan kamu sayang”kata Sakura,

“I promise you don’t be Afraid Cause I know we will wins”kataku

“ya ampun…takut sih takut…tapi jangan mesum gitu donk”kata Renata,

“siapa yang mesum?”kataku,

“ini tenda cewek bukan cowok jadi pergi sana…biar Sakura aku yng urusin”kata Renata

Malam terasa begitu dingin saat sang Rembulan menampakkan keagungan Ilahi Rabbi yang telah membuat alam semesta ini berpasang-pasangan. Pancaran Secerca harapan menerangi gelapnya malam mengalahkan sinar sang rembulan. Sunyinya malam telah membuat setiap insan terlelap setelah segala kesibukannya terpenuhi. Udara gurun yang sangat dingin dikala malam telah tiba seakan menusuk tulang rusukku. Suara-suara binatang gurun menderai seakan alunan melodi yang menyentuh qalbuku. Disetiap mimpiku aku selalu merasakan suara ibu memanggi,menangis,dan membelaiku,serta mengusap ubun-ubunku. Kasih sayangnya terasa begitu hangat dan dekat di jiwa. Ibu…ibu…aku kangen ibu. Aku mengigau dan terus mengigau dalam setiap mimpiku.

Di malam yang gelap,sunyi,dan dingin ini tiba-tiba saja terasa getaran tanah yang mengguncang daerah perkemahan yang kami tempati untuk istirahat itu. Seraya semua orang terbangun saat merasakan goncangan yang begitu dahsyatnya.

“semuanya dimohon keluar dari perkemahan….”teriak Asgar

Kami semua panic dan keluar dari perkemahan

“Ada apa ini?”ucap Steve,

“akhhh kiamatt…”teriak renata mondar-mandir histeris

“husss ngawurr loe”kata Shane

Kemudian gempa itu terasa berhenti setelah sekian detik kemudian. Ku lihat air muka Shane sedikit panic karena ia merasa ingin kencing. Jadi ia pun berjalan untuk mencari tempat yang agak jauh dari tempat yang kami pijak. Suasana terasa begitu mencekam setelah gempa yang mengguncang tempat kami. Kulihat Raut wajah para gadis sangat shock saat setelah merasakan dahsyatnya gempa tadi. Tiba-tiba terdengarlah jeritan Shane memecah keheningan malam yang membuat kami semua terheran-heran. Akhirnya kami memutuskan untuk menemui Shane yang entah apa yang ia lihat selama ini. Dan alangkah kagetnya saat kami semua melihat sebuah lubang besar menganga yang ternyata pulau Sensei ini membelah serta dilubang itu terdapat magma pijar yang menyala-nyala.

Raut muka Asgar berubah menjadi shock “Astaga…bagaimana ini bisa terjadi?”

Namun Steve hanya mengeleng-gelengkan kepalanya sambil kedua tangannya dilipat didada,”Ada yang tak beres nih”

Tapi Renata terlihat uring-uringan,”jadi kita malam ini begadang?”

Sorot mata Asgar berubah menjadi layu dan menatap Renata,”Terpaksa malam ini kita bergadang untuk membuat jembatan”

Renata terlihat frustasi lalu ia berlutut,”kenapa sich perjalanan kita banyak sekali gangguan?”

Namun tiba-tiba Raka tak sadarkan diri kemudian ia membuka matanya yang tak lama berguling-guling. Mulutnya terlihat menganga serta mengeluarkan suara jeritan kesakitan karena menahan rasa sakit yang ia rasakan. Kami semua sangat panic dan entah apa yang akan kami lakukan sekarang. Kulihat kuku jarinya memanjang,menajam,gigi taringnya melancip,serta dagunya sedikit memanjang,serta postur tubuhnya menjadi lebih besar dan berotot lebih kuat.

Steve terlihat mengelenggelengkan kepalanya ditambah dengan senyum simpul yang tersungging disudut bibirnya,”wooooowwww….Amazing I don’t believe it”

Renata terpana saat melihat Raka menjadi seperti itu,”Steve…si Raka kenapa?”

Raut muka Steve penuh senyuman dan memandang Renata“Jangan Khawatir,Raka sedang dalam Tranform,oleh karena itu kita sangat beruntung mempunyai teman seperti dia”

Asgar pun tak mau kalah tersenyumnya dan menambahkan,”Inilah Dracula Cakra yang mempunyai kekuatan Cakar dan otot besar,tidak semua Dracula bisa Melakukan Transform”

Tapi kali ini Steve malah geleng-geleng kepala sambil tangan kanannya dipinggang,”ckckck,aku aja yang udah 121 tahun menjadi Dracula belum pernah transform,nah dia?”

Aku pun mengacungkan tanganku,”Asgar,apa Dracula sementara seperti kami bisa melakukan seperti itu?”

Asgar menatapku “itu tergantung pada diri kalian masing-masing tapi aku tak tahu pasti”

Steve menghampiri Raka dan ia jongkok,”Raka kami membutuhkan kekuatanmu untuk membangun sebuah jembatan untuk kita lalui”

Tiba-tiba Raka kembali ke keadaan awal,”apa yang aku bisa lakukan?”

Steve melanjutkan pembicaraanya,”berubah kembalilah menjadi Dracula Cakra”

Raka semakin heran dan tak mengerti,”tapi aku tak bisa dan tak tahu caranya”

Steve memegang Pundak Raka,”ya sudah sekarang kamu berdirilah”

Raka dan Steve pun akhirnya sama sama berdiri.

Steve pun dengan tegas berkata.”tatap mata saya”,kemudian Raka menatap mata Steve yang sekian lama Steve terdiam tak ada gerakan sedikit pun. Tiba-tiba Steve secepat kilat langsung menonjok Raka dengan keras hingga Raka tersungkur ketanah. Seketika Steve Lari dan bersembunyi dibalik badan Asgar. Raka yang merasa tersinggung akhirnya emosinya terpancing kemudian ia berubah kembali menjadi Dracula cakra.


0 komentar:

Posting Komentar